Rabu, 30 September 2015

wayangan di Desa Pandeyan

wayangan pandeyan

      Wayangan yang di lakukan di salahsatu di Desa Pandeyan yang di lakukan pada tanggal 21 Agustus 2015 untuk merayakan hari kemerdekaan menyambut 17 Agustus.Wayangan yang di lakukan ini menghibur warga sekitar desa Pandeyan dengan tontonan yang gratis dan meriah.

Kantor Desa Pandeyan

Desa Pandeyan Kecamatan  Ngemplak Kabupaten Boyolali Jauh dari Indonesia merdeka,jaman Tahun 1931 pada waktu itu pemerintahan dikendalikan seorang bekel sesepuh dusun,Bekel kalau sekarang disebut Kepala Desa.Bekel mempunyai bawahan bernama Demang, Demang juga mempunyai bawahaan yang namanya Jaya Baya. Itulah struktur pemeritahan desa, dan pusat pemerintah saat itu berpindah – pindah dari dusun ke dusun  yang lain sesuai dengan asal usul sesepuh dusun (Bekel) berasal dari daerah mana, karena saat itu belum mempunyai Balai Desa (Kantor) yang tetap dan mulai diketahui narasumber pada tahun 1939 masehi.Bekelnya bernama Hawandi dan kebetulan bekel Hawandi bertempat tinggal di dusun Jaten, dan sesepuh dusun (Bekel) setiap dua hari sekali memerintahkan masyaraat untuk bekerja paksa.Untuk membuat saluran air, membuat jembatan untuk bercocok tanam, dengan alat cangkul, lencek, sabit dan cethok, maka masyarakat mempunyai gagasan untuk membuat peralataan tersebut buatan sendiri, dengan menempa besi (Pande) dengan masyarakat berkelompok tukang menempa besi atau tukang pand, dengan hasil buatan tukang penempa besi (Pande) secara mutu,hasil,bentuk,ketajaman sangat baik dan terkenal ke seluruh dusun-dusun, maka denagan naik kuda dan berpakaian serba hijau Gadung pakai iket keliling ke dusun – dusun sesepuh dusun (Bekel) member maklumat atau woro-woro bahwa pusat pemerintahan pelayanan masyarakat dilayani di dusun Pandeyan dan sampai sekarang Pandeyan di pakai sebagai nama desa.